Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Kelindan Takdir

Gambar
"Kesendirian adalah kekuatan Tuhan. Sedangkan manusia.. kuat ketika bersatu" Saya temui mereka di ujung demi ujung perjalanan saya di sebuah organisasi mahasiswa. Pertemuan kami diwarnai dengan berbagai rasa, dan karsa masing-masing untuk kemudian bersama menyingkirkan ego sementara. Takdir kami memang berkelindan satu sama lain. Ada yang menemukan belahan jiwa dan kemudian memutuskan tuk menapaki jalan yang lebih dalam lagi. Ada pula yang harus berpisah karena ketidakcocokan. Ada yang kemudian memutuskan menepi tuk menjalani real life. Apapun itu, seolah kami tak merasa kehilangan apapun. Semua yang pergi dan datang membangun arcanya sendiri untuk kemudian dibacai oleh generasi selanjutnya. Seperti kata Chairil Anwar, yang patah tumbuh yang hilang berganti yang hancur lebur akan terobati . Satu hal yang kemudian kami pahami bersama bahwa untuk berjalan bersama dan beriringan egosentrisme, hedonisme dan isme-isme lainnya yang bermuara pada kepentingan pribadi yang

Prau dan Jalanan Sunyi

Gambar
Gunung Prau adalah sekian gunung yang sering saya datangi. Karena ketinggian dan medannya tak terlalu menjadi masalah. Prau jadi tempat kesekian pula bagi saya untuk alih-alih menyingkir sebentar dari hiruk pikuk arus masyarakat yang penuh dengan kepentingan pribadi maupun golongan. Bagi sebagian orang, menyingkir dari arus utama adalah sebuah keharusan. Momen itu seperti oase yang menyegarkan kala harus menghadapi kepenatan. Pun bagi saya. Gunung adalah satu dari sekian tempat yang menawarkan kedamaian walau hanya semu. Kedamaian itu pula yang memicu diri untuk semakin sering merenung. Memilih, memilah, mengukur, dan mengevaluasi setiap langkah yang diri lakukan atau dalam bahasa lain berarti otokritik. Meski otokritik jarang dilakukan, bahkan tidak perlu untuk seseorang yang terus berteriak atasnama kebenaran tanpa memandang kanan kiri depan belakang, otokritik adalah cara paling efektif untuk melatih diri menjadi seorang yang objektif. Ia adalah cermin yang memberitahu b

Menapaki Daerah Baru

Gambar
Suatu kali, kami berkumpul. Seperti biasa yang hadir di tengah-tengah kami hanyalah gurauan pengusir stress yang terbawa pada masing-masing pundak. Begitulah hidup, kupikir. Sekali kau merasa tak mampu hadapi, menyingkirlah dari arus utama sebentar kalau tak mau hanyut dan hancur olehnya. Dari gurauan kali ini, ajakan Aji menjadi konklusi yang paling menarik untuk diwujudkan. Desa Pohgading, Kabupaten Pati sepertinya tujuan kami selanjutnya. Sesuai rencana, kami akan konvoi ke Pati setelah melewati hari-hari memusingkan, tentu. Menapaki daerah baru tentu saja menghadirkan berbagai rasa penasaran. Entah kota, desa, budaya, jalanan, cuaca, dan ciri khas daerah. Butuh waktu 6 jam menyusuri jalur pantura untuk kemudian jalanan desa sampai ke rumah Aji. Untuk sampai kesana, kami harus melewati jalanan di samping waduk. Ini adalah kali pertama kulihat waduk dari dekat. Entah kenapa yang kurasakan adalah kelabu, senyap dan rasa mistis yang berkelindan. Mungkin hanya karena baru