Kelindan Takdir


"Kesendirian adalah kekuatan Tuhan. Sedangkan manusia.. kuat ketika bersatu"

Saya temui mereka di ujung demi ujung perjalanan saya di sebuah organisasi mahasiswa. Pertemuan kami diwarnai dengan berbagai rasa, dan karsa masing-masing untuk kemudian bersama menyingkirkan ego sementara.

Takdir kami memang berkelindan satu sama lain. Ada yang menemukan belahan jiwa dan kemudian memutuskan tuk menapaki jalan yang lebih dalam lagi. Ada pula yang harus berpisah karena ketidakcocokan. Ada yang kemudian memutuskan menepi tuk menjalani real life. Apapun itu, seolah kami tak merasa kehilangan apapun. Semua yang pergi dan datang membangun arcanya sendiri untuk kemudian dibacai oleh generasi selanjutnya.

Seperti kata Chairil Anwar, yang patah tumbuh yang hilang berganti yang hancur lebur akan terobati. Satu hal yang kemudian kami pahami bersama bahwa untuk berjalan bersama dan beriringan egosentrisme, hedonisme dan isme-isme lainnya yang bermuara pada kepentingan pribadi yang absolut harus selalu dikikis dan ditempatkan di ruang hampa. Walau kami tak sekuat itu, setidaknya pemahaman akan hal itu sudah tertanam dan mulai tumbuh dalam lapang sanubari.

Suatu kali, entah kapan pastilah kami berkumpul kembali. Entah atasnama nostalgia, ataupun kepentingan yang lebih besar lagi. Kami ikuti alur dan pola yang Tuhan patrikan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyanyi Sunyi Buruh Tempo Hari

The Lost Boy : Sebuah Review

Kudapan Bocah Pesisir